Archive for poésie

PUISI PAK HABIBI BUAT IBU AINUN

Puisi untuknya

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

BJ.HABIBI.

****HIKS hiks hiks,,,,puisi yang sangat luar biasa semoga kita semua dalam Lindungan-Nya yang penuh kasih sayang cinta kebahagiaan dan kedamaian amin..***

##%%%tapi ada kabar klo ini HOAX doang %%%##

Tinggalkan sebuah Komentar

JALANAN

Jalanan

Semerbak wangi duri bukan durian

Indahnya kaki ini tanpa alas

Kerikil tajam menghujam

Sorakan dan teriakan mencerca

Hinaan bukan pujian menjadi sapaan

Uang uang uang dan uang

Mencari uang hanya mengisi otakku

Takperduli apapun rintangan

Harus mati atau dipukuli

Sayang tidak semua orang mengerti

Tak ada kasih orang tua hanya tuntutan orang tua

Ku harus berpura-pura menyapa pagi

Ku hanya tidak ingin melihat pagi lagi

Melihat penderitaan selanjutnya

Comments (2)

ludahi

Ludahi

terlambat menyapu semua

dengan kumpulan kepingan sisa luka

mau apa lagi

lidah memang pedang

ludah tidah menyeka semua

hanya penambah alat pelampiasan

buang dan ingkari

tak akan ada lagi kata indah tuk mengumpulkan kepingan

terlajur aku tumpahkan ludah

meludahi semua hasrat dan pesakitan itu

Comments (1)